Prolog
Kabupaten Banjarnegara secara geografis merupakan jalur penghubung Kota Pekalongan, Kedu, Wonosobo, Purwokerto, serta Banyumas. Posisi tersebut menjadi jalur supply bagi kepentingan Belanda melintasi Banjarmegara. Dengan begitu posisi Banjarnegara sangat strategis atau disebut sebagai Front Barat-Tengah dari Pulau Jawa sehingga dapat menghalangi intervensi Belanda untuk memasuki daerah-daerah yang lebih dalam lagi.
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara bekerjasama dengan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah akan menyajikan perjuangan rakyat Banjarnegara sejak tahun 1946 hingga tahun 1948 dengan beberapa lokasi yang berbeda. Terdapat foto-foto bersejarah, buku ulasan sejarah, hingga monumen yang dibangun di pinggir jalan. Hal tersebut merupakan bukti autentik yang menjadi arsip di daerah Banjarnegara.
“Selamat Menikmati Perjalanan Masa Lampau Dari Kami”
Riwayat Singkat Kabupaten Banjarnegara
Sumber : Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun: 1991
Kisah Pejuang Banjarnegara Melawan Penjajah Belanda
1. Kisah Perjuangan di Desa Danaraja, Kecamatan Purwonegoro
Di Desa Danaraja, Kecamatan Purwonegoro, berdiri sebuah monumen berbentuk menyerupai ranjau untuk memperingati peristiwa para pejuang muda yang menanam ranjau dan berhasil menghancurkan para serdadu Belanda. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 30 Desember 1946.
Sumber : Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara Tahun: 2020
Monumen trek-bom berdiri di pinggir jalan raya Nasional, tepatnya di Dusun Kalimendong.
Sumber : Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara Tahun: 2020
Trek-bom memiliki arti: Trek yakni tarik, sedangkan bom artinya ranjau. Maknanya, ranjau yang
cara mengaktifkannya dengan ditarik.
2. Kisah Perjuangan di Desa Gumelem Kulon, Kecamatan Susukan
Pada bulan Oktober 1947, terjadi peristiwa perlawanan terhadap para penjajah Belanda yang dilakukan oleh prajurit Indonesia di bawah Komando Divisi II/Gunungjati, khususnya di wilayah Banyumas bagian Selatan, di mana Komandan Wilayahnya adalah Letnan Kolonel Sapari Satyadibrata. Untuk memperingatinya, didirikan lah sebuah tugu prasasti. Di samping itu, di sebelah timur juga terdapat sebuah pemakaman pejuang kemerdekaan yang ikut merebut kemerdekaan dari para penjajah
Sumber: adigunaku.blogspot.com/2015/11/monumen-tugu-makhlani-susukan.html Tahun: 2015
Tugu prasasti didirikan sebagai tanda bahwa di situ pernah menjadi tempat markas para pejuang melawan Belanda
Sumber: adigunaku.blogspot.com/2015/11/monumen-tugu-makhlani-susukan.html Tahun: 2015
Peta menggambarkan alur pertempuran Dares yang terjadi pada bulan Oktober 1947
3. Kisah Perjuangan di Desa Joho, Kecamatan Bawang: Perjanjian Renville
Saat Perjanjian Renville mulai diterapkan pada tanggal 17 Januari 1948, daerah Banjarnegara pun juga terkena imbasnya. Maka dari itu, didirikanlah tugu sebagai simbol khusus batas wilayah antara Belanda dan Indonesia yang dikelilingi sungai yang masih mengalir. Di sebelah timur sungai atau tugu tersebut diakui sebagai wilayah Indonesia, sedangkan wilayah sebelah Barat adalah wilayah kekuasaan Belanda.
Sumber : Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara Tahun: 2020
Terdapat berbagai lukisan di setiap bagian monumen. Sisi Barat melukiskan pejuang yang mengangkat bambu runcing dan senjata api serta ada naskah Proklamasi lengkap dengan ornament padi dan kapas. Lalu, d bagian selatan, terdapat gambar yang menjelaskan terjadinya rapat perjanjian Renville, berikut lukisan bendera Belanda, Indonesia, dan Amerika Serikat. Lalu, di bagian atas juga terdapat patung tentara lengkap dengan sejata, helm, dan pakaian loreng.
Sumber :Makhlani Yudhokusumo, Banjarnegara Berjuang Tahun: 1988
Sumber :Makhlani Yudhokusumo, Banjarnegara Berjuang Tahun: 1988
Sumber :Makhlani Yudhokusumo, Banjarnegara Berjuang Tahun: 1988 |
4. Kisah Perjuangan di Desa Bandingan Kecamatan Sigaluh: Perang Gerilya
Di Desa Bandingan, Kecamatan Sigaluh, terdapat monumen untuk mengenang para pejuang di Perang Gerilya pada tanggal 6 Februari 1949. Para pejuang menghadang konvoi tentara Belanda (NICA) dari Banjarnegara menuju Wonosobo oleh pasukan gabungan seksi Gembong Singo Yudho, pimpinan Letda Makhlani. Seksi khusus ini memiliki tugas utama, yaitu melakukan perang gerilya terhadap Belanda.
Sumber : Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara Tahun: 2020
Monumen yang berdiri tepat di tepi jalan Nasional ruas Banjarnegara-Wonosobo ini disahkan oleh Bupati KDH Dati II Banjarnegara, yaitu Endro Soewarjo tanggal 22 Agustus 1987
Sumber : Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara Tahun: 2020
Terdapat prasasti yang intinya menguraikan bahwa akibat peristiwa tersebut, 1 Opsir beserta 4 Pengawal di pihak Belanda gugur, serta 3 kendaraan rusak berat
Sumber : Makhlani Yudhokusumo, Banjarnegara Berjuang Tahun: 1988
5. Kisah Perjuangan di Desa Susukan Kecamatan Susukan
Di Desa Susukan, ada sebuah monumen yang menggambarkan peristiwa antara pejuang Banjarnegara melawan Belanda. Tepatnya, di situ pernah terjadi penyergapan pos anjing NICA Tentara Belanda oleh pasukan gabungan seksi Gembong Singo Yudho pimpinan Letda Makhlani. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 4 April 1949 pukul 16.00
Sumber: adigunaku.blogspot.com/2015/11/monumen-tugu-makhlani-susukan.html Tahun: 2015
Monumen ini berada di Desa Susukan, tepatnya di sebelah selatan jalan raya Banyumas-Banjarnegara. Monumen ini diresmikan oleh Bupati KDH Dati II Banjarnegara, Endro Soewarjo pada tanggal 22 Agustus 1987
Sumber: adigunaku.blogspot.com/2015/11/monumen-tugu-makhlani-susukan.html Tahun: 2015
Sebuah prasasti terukir yang menjelaskan bahwa akibat peristiwa tersebut, 2 orang dari pihak Belanda tertawan, serta pasukan gabungan mampu merampas 2 pistol mitraliur dan 5 senapan.
Khazanah Banjarnegara Tempo Doeloe Pada Masa Pendudukan Belanda dan
Para Tokoh yang Telah Membela Banjarnegara
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun: 1991
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun: 1991
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun: 1991
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun: 1991
Sumber: Makhlani Yudhokusumo, Banjarnegara Berjuang Tahun: 1988
Sumber: Makhlani Yudhokusumo, Banjarnegara Berjuang Tahun: 1988
Sumber :Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Daftar Bupati Banjarnegara dari Masa ke Masa
Bupati Banjarnegara ke-1
Sumber : Eks Humas Setda Kab. Banjarnegara, Tahun : 2004
Ketika kecil bernama Kadirman, kemudian menjadi Mantri Anom dan oleh Kanjeng Susuhunan Paku Buwana IV dianugerahi nama Atmo Sukaryo. Sebelum menjadi Bupati Banjarnegara beliau pernah diangkat menjadi Ngabei di Purbolinggo selama 3 tahun, bergelar Dipoyudho IV selanjutnya diangkat menjadi Bupati Ayah selama 25 tahun.
Bupati Banjarnegara ke-2
Sumber : Eks Humas Setda Kab. Banjarnegara, Tahun : 2004
K.R.T Dipodiningrat menjabat sebagai Bupati Banjarnegara dari tahun 1846 sampai tahun 1878. Beliau wafat tahun 1878 dan dimakamkan di belakang Masjid Agung Banjarnegara.
Bupati Banjarnegara ke-3
Sumber : Eks Humas Setda Kab. Banjarnegara, Tahun : 2004
Putra R.T. Kalapaking, Bupati Panjer yang waktu muda bernama R. Atmodipura. Sebelumnya pernah menjabat PatihPurworejo. Dari Pemerintah Belanda mendapat Ganjaran pangkat “Adipati” dan Bintang Mas. Wafat tahun 1896, dimakamkan di Kuwondo Giri (Blambangan, Banjarnegara).
Bupati Banjarnegara ke-4
Sumber : Eks Humas Setda Kab. Banjarnegara, Tahun : 2004
Putra R.T. Joyonegoro I, waktu muda bernama R.M. Joyomiseno. Pernah menjabat Wedana Singamerta. Dari Pemerintah Belanda mendapat Ganjaran pangkat :Adipati Arya”, Payung Emas, Bintang Emas Besar Officer Oranye. Pensiun pada tahun 1927
Bupati Banjarnegara ke-5
Sumber : Eks Humas Setda Kab. Banjarnegara, Tahun : 2004
Kanjeng Raden Adipati Ario Sumitra Kalapaking Purbonegoro mendapat anugrah dari Pemerintah Belanda “Tumenggung Aria”. Beliau mengalami tiga peralihan kekuasaan : Belanda, Jepang dan Republik Indonesia dengan tiga sebutan pula : Kanjeng Gusti Bupati, Bandara Ken-Cho, dan Bapak Bupati.
Bupati Banjarnegara ke-6
Sumber : Eks Humas Setda Kab. Banjarnegara, Tahun : 2004
Raden Sumarto menjabat Bupati Kepala Daerah Tingkat II Banjarnegara. Wafat tahun 1980 dimakamkan di Bergota, Candilama
Bupati Banjarnegara ke-7
Sumber : Eks Humas Setda Kab. Banjarnegara, Tahun : 2004
H.M Soejirno Lahir di Sokaraja Wetan tanggal 15 Desember 1911. Pendidikan MULO tahun 1930
Bupati Banjarnegara ke-8
Sumber : Eks Humas Setda Kab. Banjarnegara, Tahun : 2004
Raden Soedibjo Lahir di Karangjambu Purwokerto tanggal 12 Maret 1923. Sebelumnya menjabat Komandan KODIM 0704
Bupati Banjarnegara ke-9
Sumber : Eks Humas Setda Kab. Banjarnegara, Tahun : 2004
Drs. Soewadji menempuh pendidikan di APDN Malang tahun 1952, Doktoral Sospol Universitas Negeri Yogyakarta tahun 1966. Sebelumnya menjabat Sekretaris Wilayah Daerah Kabupaten Dati II Magelang`
Bupati Banjarnegara ke-10
Sumber : Eks Humas Setda Kab. Banjarnegara, Tahun : 2004
Drs. Winarno Surya Adisubrata Lahir di Sala tanggal 14 Oktober 1936. Menempuh pendidikan di APDN Malang tahun 1959, Doktoral Fakultas Sospol Universitas Hasanudin Makasar tahun 1963. Sebelumnya menjabat Bupati Demak
Bupati Banjarnegara ke-11
Sumber : Eks Humas Setda Kab. Banjarnegara, Tahun : 2004
H. Endro Suwaryo menempuh pendidikan di Institut Pendidikan Guru (IPG) tahun 1964. Sebelumnya menjabat Kepala Bidang Pendidikan Masyarakat Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Tengah
Bupati Banjarnegara ke-12
Sumber : Eks Humas Setda Kab. Banjarnegara, Tahun : 2004
Drs. Nurachmad Lahir di Kendal tanggal 3 Mei 1940, Pendidikan Fakultas Ekonomi UGM tahun 1970. Sebelumnya menjabat Sekretaris Wilayah Daerah Kabupaten Dati II Kendal
Bupati Banjarnegara ke-13
Sumber : Eks Humas Setda Kab. Banjarnegara, Tahun : 2004
Drs. Ir. H. Djasri,MM,MT menjabat sebagai Bupati Banjarnegara periode tahun (2001-2006) dan (2006-2011). Beliau Lahir di Demak tanggal 2 Desember 1955. Pendidikan : IKIP Semarang (S1) tahun 1983, Teknik Sipil Unwiku Purwokerto (S1) tahun 1994, Magister Manajemen SDM Universitas Jenderal Soedirman (Pasca Sarjana) tahun 1999, Magister Teknik Universitas Diponegoro (Pasca Sarjana) tahun 2005. Sebelumnya beliau pernah menjabat Kepala Dinas PU Kab. Banjarnegara, Kepala Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kab. Purbalingga
Bupati Banjarnegara ke-14
Sumber : Dinkominfo Kab. Banjarnegara, Tahun : 2011
H. Sutedjo slamet utomo, SH, M.Hum Lahir di Banjarnegara pada tanggal 14 Februari 1954.
Pendidikan : SD N Kertayasa, Kec. Mandiraja pada tahun 1967, SMP : SMP N Mandiraja tahun 1970, SMA : SMA N Banjarnegara tahun 1973, S1 : Fakultas Hukum Universitas Diponegoro pada tahun 1980, S2 : Ilmu Hukum Universitas Gajah Mada pada tahun 2003. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Auditor atau Pemeriksa pada Inspektorat Jenderal Departemen Dalam Negeri, Inspektorat Banding Bidang Kesejahteraan Sosial pada Irwil I, Sekretaris Daerah Kabupaten Banjarnegara, Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia
Bupati Banjarnegara ke-15
Sumber : Dinkominfo Kab. Banjarnegara, Tahun : 2017
Budhi Sarwono merupakan Bupati Banjarnegara periode 2017-2022. Beliau lahir di Banjarnegara, tanggal 27 November tahun 1962.
Riwayat Pendidikan :
- SD : SD NEGERI II KRANDEGAN
- SMP : SMP COKROAMINOTO
- SMA : SMA COKROAMINOTO
Riwayat Pekerjaan :
- Direktur Utama PT Bumirejo Banjarnegara
Riwayat Organisasi :
- Ketua Umum AABI
- Dewan Penasehat GAPENSI BANJARNEGARA
- Ketua DPP PITI INDONESIA
Potensi Unggulan
Pariwisata
1. Dataran Tinggi Dieng
Dieng merupakan sebuah daerah yang terkenal akan tempat wisatanya. Lokasinya ada di antara Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo. Tempat wisatanya di antaranya adalah Museum Kaliasa, Kawah Sileri, dan Candi Arjuna. Selain itu, Dieng juga memiliki event tahunan, yaitu Dieng Culture Festival. Hal-hal tersebut mampu menarik minat masyarakat di Indonesia hingga Internasional.
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Banjarnegara Tahun : 2015
Prosesi pemotongan rambut gimbal sedang dimulai dengan tradisi ruwatan. Ritual ini masih terus berlanjut di Dieng karena banyak anak kecil yang memiliki rambut gimbal. Si anak dianggap “Balak” atau dianggap dapat membawa musibah sehingga harus mengikuti upacara ini.
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Banjarnegara Tahun : 2015
Seorang anak yang memperoleh kambing setelah melalui proses pemotongan rambut gimbal. Upacara ini memang dilaksanakan ketika si anak memohon permintaan langsung atau ‘jejaluk’ kepada orang tuanya. Apabila upacara tersebut bukan atas permintaannya sendiri, rambut gimbalnya akan kembali tumbuh meski sudah dicukur.
Sumber : Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Banjarnegara Tahun : 2016
Beberapa benda peninggalan bersejarah yang terdapat di Museum Kaliasa. Museum ini milik Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah yang berisi berbagai benda cagar budaya, artefak, dan terdapat pula teater untuk melihat film.
Sumber :Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2. The Pikas Adventure Resort
The Pikas adalah sebuah tempat wisata yang menonjolkan berbagai permainan seru, seperti Arung Jeram, River Camping, dan Paintball sembari menikmati keindahan sungai Serayu. Wisata ini mampu menarik perhatian berbagai kalangan.
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Banjarnegara Tahun:2016
Para pengunjung akan melihat Pintu Masuk The Pikas saat hendak memasuki arena tersebut
Sumber :Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Banjarnegara Tahun:2016
Wisatawan yang sedang melakukan arung jeram
Kerajinan
1. Keramik Klampok
Klampok terkenal dengan kerajinan keramiknya. Perkembangan keramik sendiri di Banjarnegara sudah ada sebenarnya sekitar tahun 1930-an. Namun di Klampok sendiri, dimulai oleh bapak Kandar di tahun 1957. Ternyata, hasil produksi keramik Klampok ini diminati oleh masyarakat Indonesia dan bahkan produknya sampai ke luar negeri, seperti Belanda, Jerman, hingga Amerika
Sumber: Dinindagkop Kabupaten Banjarnegara Tahun : 2012
Penjemuran tanah liat yang telah dibentuk yang merupakan salah satu bagian dalam proses pembuatan keramik
Sumber : http://budparbanjarnegara.com/pariwisata/cindera-mata/keramik-klampok/?dem_action=view&dem_poll_id=7 Tahun : 2011
Hasil akhir dari pembuatan keramik dan siap dipasarkan
2. Batik Gumelem
Selain keramik, kerajinan lain yang populer di Banjarnegara adalah Batik Gumelem. Gumelem sendiri adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Susukan. Batik jenis tulis ini memiliki khas corak, yaitu berwarna coklat, hitam, dan kuning (Satriomb, Viva.co.id, 2020)
Sumber : Dinindagkop Kabupaten Banjarnegara Tahun : 2012
Proses Pengerjaan Batik Gumelem
Kuliner
1. Minuman Dawet Ayu
Dawet Ayu adalah minuman khas Banjarnegara yang terkenal karena kelezatan dan kesegarannya. Minuman ini terdiri dari tepung beras ketan dan tepung beras disertai dengan cendol. Minuman ini lebih enak apabila disajikan dengan es batu.
Sumber: https://www.timesindonesia.co.id/read/news/287552/dawet-ayu-banjarnegara-masuk-10-besar-minuman-tradisional-populer-indonesia, Tahun: 2020Artikel berita menampilkan Dawet Ayu sebagai salah satu minuman terpopuler di Indonesia
2. Salak Pondoh
Salak juga merupakan salah satu unggulan Banjarnegara. Salak bisa dimakan begitu saja maupun bisa diolah menjadi makanan yang lain, seperti manisan salak, keripik salak, dodol salak, hingga kopi biji salak. Pusat salak pondoh sendiri berada di Kecamatan Sigaluh, Banjarmangu, Madukara, dan Pagentan
Sumber: http://budparbanjarnegara.com/pariwisata/cindera-mata/kuliner-khas/4583-2/Tahun: 2011Salah satu makanan ringan hasil dari olahan salak adalak keripik salak.
3. Buntil
Banjarnegara juga terkenal akan makanan buntil. Buntik merupakan lauk yang dibuat dari parutan kelapa muda (biasanya dicampuri ikan teri, diberi bumbu), dibungkus dengan daun keladi, pepaya, atau daun singkong, kemudian dikukus.
Sumber: http://budparbanjarnegara.com/pariwisata/cindera-mata/kuliner-khas/buntil-2/ Tahun: 2011Sajian buntil yang menggugah selera
Epilog
Melalui pameran arsip virtual “Khazanah Arsip Perjuangan Banjarnegara Melawan Belanda” diharapkan dapat menumbuhkan spirit nasionalisme masyarakat, terutama generasi milenial khususnya di Jawa Tengah dan Indonesia pada umumnya, memberi wawasan, serta melestarikan warisan sejarah bagi masyarakat agar tidak melupakan identitas dirinya.